” Saya sama sekali tak menyangka gendut bisa berbuat kotor itu,” cerita para warga Kota.
” Saya sih sudah menduga. Soalnya selama ini Pak Gendutlah yang paling dekat dengan petinggi daerah. yang selalu membawa tas petinggi daerah itu kan dia,’ balas warga Kota lainnya.
Sementara itu di ruangan tahanan, Gendut masih belum percaya dengan keadaan ini. Dirinya masih setengah tak percaya harus ditangkap tangan aparat hukum saat hendak menerima aliran dana dari seorang penyuap. Hanya nafas panjang yang dihelanya seiring dengan nafas malam yang makin menderu.
Dan penyesalan yang diungkapkannya tak membuatnya harus melepas tanggungjawab. Yang amat disesalinya selama 3 malam dirinya meringkuk di tahanan, tak ada kabar berita dari petinggi daerah. Jangankan menjenguk, mengirim utusan pun beliau tak ada untuk melihat kondisi terkini dari Gendut.
” Saya hanya menjadi korban dari kerakusan seorang manusia yang gila harta dan tahta,” ungkapnya dengan nada setengah merintih.
Malam semakin larut. Selarut derita hidup yang dialami Gendut. Kehidupan lalulintas Kota mulai menyepi. Suara saling bersahutan dari knalpot kendaraan yang melintas jalanan Kota mulai menyepi. Sesepi malam-malamnya Gendut di ruangan tahanan aparat hukum.
SABTU, 17 Oktober 2015
Penulis : Rusmin Toboali
Editor : ME. Bijo Dirajo