![]() |
Prof. Dr. Johannes Baptista (JB) Sumarlin, |
Hilirisasi juga harus dilakukan, dimana pemerintah mengurangi ekspor barang-barang primer dan barang setengah jadi atau bahan baku. Dengan mengolah bahan baku terlebih dahulu sebelum diekspor, maka daya saing ekonomi perlahan bisa kembali dicapai.
- Pembangunan infrastruktur yang tepat guna serta berkesinambungan.
- Pengolahan SDA (Sumber Daya Alam) dengan tujuan pencapaian Kedaulatan Energi dan Kedaulatan Pangan bagi seluruh rakyat.
- Pengembangan sekaligus mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) secara serius diusia produktif mulai 16 – 64 tahun.
- Pembangunan Maritim yang cermat dalam arti pengolahan berbagai potensi kemaritiman yang selalu diikuti pengkajian mendalam setiap melakukannya adalah hal mutlak yang harus dilakukan.
- Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tepat guna sesuai kebutuhan yang selalu diawali Research atau penelitian baik sebelum maupun sesudahnya.
Menurut JB.Sumarlin, perbedaan yang paling utama antara era Orde Baru dan Reformasi adalah Orde Baru selalu memiliki idealisme bahwa berkembang secara mandiri adalah lebih baik ketimbang mengandalkan investasi besar namun sifatnya hanya sementara. Untuk mendukung hal ini, Orde Baru menggunakan dasar ekonomi yang jelas, yaitu Ekonomi Pancasila dengan menjadikan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai tonggak roda pembangunan jangka panjang dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai acuann baku dalam pelaksanaan amanat pembangunan dari rakyat.