?AJI Makassar Gelar Workshop Jurnalis Berperspektif Perempuan

Pelatihan Jurnalistik [Foto:CND]
CENDANANEWS (Makassar) – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar menggelar Workshop Jurnalis berperspektif Perempuan di Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan. Workshop yang melibatkan jurnalis di wilayah Ajatappareng (meliputi wilayah kabupaten Barru, Pare-Pare, Pinrang, Sidrap dan Enrekang) ini berlangsung Sabtu-Minggu (11-12/4/2015).
AJI Makassar sebagai salah satu organisasi profesi memiliki kewajiban dalam mengembangkan kapasitas dan kualitas jurnalis. Olehnya itu dengan workshop ini diharapkan jurnalis mampu dan peka mengusung issu perempuan dalam liputannya.
Ketua AJI Makassar, Gunawan Mashar menjelaskan, Workshop ini akan digelar di 3 region yakni region Pare-pare, bulukumba dan Palopo. 
“AJI Makassar bekerjasama dengan Development and Peace atau DnP untuk fokus pada issu perempuan” ungkap Gunawan.
Dalam workshop ini, di hari pertama peserta diskusi dan membedah tentang Gender dan Perempuan dalam Media. Di hari kedua membahas Pemetaan issu perempuan di media massa serta menemukan solusi dan rekomendasi bagaimana liputan yang berperspektif perempuan.
Pemateri dalam Workshop ini, Silahuddin Genda membeberkan sejumlah fakta bagaimana media tidak berimbang dalam memberikan porsi berita tentang perempuan.
“Kalau kita bicara gender, jangan berfikir hanya perempuan yang menjadi korban, laki-laki pun bisa menjadi korban” ujar Silahuddin Genda yang juga Direktur Harian UjungPandang Ekspress.
Ada tiga hal yang menjadi masalah sehingga ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender ada yaitu aksesbilitas, budaya patriarki dan Sumber daya manusia.
Dalam materi pemetaan issu perempuan dalam media massa terungkap jika media masih kurang peka dan kurang berimbang dalam memuat issu perempuan. Yang ada lebih menekankan  perempuan sebagai pelengkap dan pemanis berita, atau bahkan secara tidak langsung menempatkan perempuan berada pada posisi yang lemah.
“Kadang teman-teman jurnalis masih sering melabelkan perempuan dengan istilah yang malah mendiskreditkan perempuan” jelas Silahuddin.  
Workshop ini juga menelorkan solusi dan rekomendasi agar perusahaan media memberi ruang dan akses lebih pada pemberitaan tentang perempuan. Sementara untuk jurnalis agar lebih intens meningkatkan kapasitas dalam memilih padanan kata dan kalimat saat menulis tentang perempuan. Ini untuk menghindari terjadinya bias gender dan kesan mendiskreditkan perempuan.
Lihat juga...