Potensi Wisata Lampung Selatan Harus Dikembangkan
|
| Gunung Anak Krakatau [Foto: CND] |
CENDANANEWS (Lampung) – Bupati Lampung Selatan, Rycko Menoza mengharapkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) membantu pembangunan di Kabupaten Lampung Selatan, terutama dibidang Pariwisata. Hal tersebut diungkapkan saat membuka Musyawarah Kabupaten (Muskab) VI Kadin Lamsel, di Grand Elty Krakatoa Nirwana Resort, Kalianda, Senin (6/4/2015).
Menurutnya, Lamsel memiliki berbagai potensi yang besar di berbagai bidang, diantaranya yang terelihat dengan nyata adalah potensi pariwisata. Dimana, potensi tersebut tentunya harus bisa dimanfaatkan dengan baik.
“Harapan kami ke depan, pengurus Kadin baru mampu mengembangkan potensi industri pariwisata di wilayah Lamsel. Kami punya gunung, laut, dan berbagai potensi pariwisata lain yang tentunya bisa di jual kepada investor,” ungkap Rycko Menoza.
Rycko mengatakan salah satu upaya yang bisa diambil pengurus Kadin yakni dengan mendatangkan investor supaya bisa membangun industri pariwisata di Kabupaten berjuluk Khagom Mufakat ini.
“Kadin ini terdiri dari berbagai organisasi profesi. Tentunya, akan mudah untuk membawa pengusaha untuk berinvestasi di sini. Kalau hanya mengandalkan pemerintah untuk mengembangkan pariwisata, tentu tidak akan bisa maksimal. Yang jelas, kadin berperan serta untuk memajukan Pemkab Lamsel,” ujarnya.
Lampung Selatan yang berada di bagian Selatan Pulau Sumatera menjadi wilayah yang memiliki potensi wisata cukup bagus terutama bagi wisatawan mancanegara Gunung Anak Krakatau yang teramsuk warisan wisata dunia menjadi destinasi yang sangat ingin dituju.
Selain wisata Gunung Krakatau wisata lain juga menjadi destinasi di Lampung Selatan diantaranya pantai pantai pesisir Kecamatan Kalianda dan Kecamatan Rajabasa.
Dari pantauan Cendananews.com geliat pariwisata di sekitar pesisir mulai dikembangkan oleh warga sekitar untuk menarik wisatawan dan seperti di daerah Kunjir Kecamatan Rajabasa masyarakat secara mandiri melakukan kegiatan pembuatan kedai kedai penjualan hasil kerajinan tanpa bantuan dari instansi pemerintah atau pihak manapun.