
CENDANANEWS(Lampung)- Proses pembebasan lahan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) terus dikebut, menjelang proses groundbreaking pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera yang direncanakan akhir April ini.
Bahkan berdasarkan Informasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat surat persetujuan penetapan lokasi pembangunan (SP2LP) telah diterbitkan oleh Gubernur Lampung M Ridho Ficardo.
Anggota PPK Tim I Persiapan pembebasan lahan JTTS, Imanullah mengatakan, berdasarkan informasi dari Kementerian, memang SP2LP sudah diterbitkan oleh Gubernur. Namun demikian, dia tidak menjelaskan secara pasti.
“Kabarnya sih iya. Ya mudah-mudahan kita capai target itu,” ungkapnya Minggu (5/4/2015).
Imanullah mengungkapkan, saat ini tim I tengah terfokus kepada pengurusan pembebasan lahan 8,8 km pertama di tiga desa yakni, Bakau, Klawi dan Hatta.
“Kalau sekarang ya fokusnya disitu. Karena, saya juga belum menerima informasi yang pasti tentang dimana pelaksanaan groundbreakingnya. Yang jelas, melihat kesiapannya, ya sangat siap di Bakau ini,” kata dia.
Berdasarkan data, warga yang tanahnya terkena imbas ruas jalan itu, sekitar 800 KK. Tapi tidak menutup kemungkinan bisa lebih untuk yang di tiga desa itu, karena data yang ada merupakan data sementara.
Sementara itu dari pantauan Cendananews.com, beberapa warga di Desa Hatta mengaku pasrah jika lahannya terkena jalan tol.
“Kebetulan lahan yang terkena jalan tol milik saya lahan kebun bukan rumah yang penting dapat ganti rugi,” ungkap Maman (34) warga Desa Hatta Kecamatan Bakauheni.
Petugas pembuatan patok tol juga beberapa diantaranya sudah melakukan pembuatan patok untuk fly over jalan desa yang nantinya akan berlintasan dengan jalan tol. Patok patok tersebut dipasang untuk membuat jalan layang bagi warga lokal yang jalan desanya dilintasi jalan tol.
“Nantinya kemungkinan jalan warga akan berada di atas jalan tol sehingga jalan utama desa tetap dipertahankan hanya dibuatkan jalan layang,” ujar salah seorang petugas kepada Cendananews.com Senin (6/4).