Menteri Kebudayaan Soroti Sinema sebagai Jembatan Budaya Global

“Melalui program diskusi, masterclass, dan kompetisi, Jakarta World Cinema mendorong lahirnya inovasi dan kolaborasi lintas budaya yang menjadi kekuatan dalam mengembangkan ekosistem film yang berkelanjutan dan inklusif,” tambah Menbud Fadli.

Dalam kesempatan yang sama, Executive Director Jakarta World Cinema, Frederica, menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan penyelenggaraan tahun ini yang mencatat capaian luar biasa dengan mendatangkan ratusan ribu penonton.

“Angka ini bukan sekadar statistik, ini adalah bukti bahwa imajinasi dan keberagaman cerita mampu menyatukan kita semua. Sinema bukan hanya ruang hiburan, melainkan ruang perjumpaan, antar-generasi, antar-budaya, dan antar-gagasan,” ujarnya.

Frederica juga memberikan apresiasi kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Lembaga Sensor Film, seluruh pembuat film, kurator, juri, mitra, sponsor, media, dan terutama para penonton yang disebutnya sebagai nyawa dari festival ini.

Ia menutup sambutannya dengan pesan bagi para sineas muda untuk terus bercerita tanpa takut berbeda. Lebih lanjut, Menbud Fadli juga menyoroti perkembangan industri perfilman Indonesia yang tengah mengalami pertumbuhan signifikan.

“Lebih dari 200 judul film diproduksi pada 2024 dan mencatat lebih dari 81 juta penonton, serta 60 juta penonton hingga September 2025,
dengan dominasi 70% pangsa pasar box office nasional diraih oleh film lokal,” imbuhnya. Ia berharap dengan semakin banyaknya festival seperti ini, karya-karya Indonesia semakin hadir di panggung global, dari Rotterdam hingga Cannes, dari Busan hingga Venice.

Sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan sektor budaya, Kementerian Kebudayaan terus memperkuat industri perfilman melalui berbagai inisiatif, termasuk film lab, lokakarya penulisan skenario, skema pendanaan bersama (matching fund), serta dukungan untuk
produksi bersama (co-production) lintas negara.

Lihat juga...