Kisah Pedagang Pasar Kranji, Omzet Tiarap Tagihan DP Mengancam
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
BEKASI, Cendana News – Suasana pasar tradisional Kranji Baru, di Bekasi Barat, terpantau sepi. Kondisi itu dialami oleh para pedagang sejak mereka dipindahkan ke tempat penampungan sementara (TPS), dampak dari rencana revitalisasi.
Beberapa pedagang mengisahkan kondisinya sejak menempati TPS yang berjarak 100 meteran dari lokasi gedung Pasar Kranji Baru tersebut.
Setahun sudah para pedagang itu dipindahkan ke lokasi yang berada di sekitar lokasi pasar. Tapi kondisi pasar yang telah dirobohkan belum terlihat tiang pancang berdiri.
Revitalisasi mangkrak, mungkin itu kata yang cocok untuk Pasar Kranji Baru yang belum berujung pembangunannya setelah gedung lama dihancurkan.
Proses revitalisasi yang belum ada kejelasan itu menjadi keluhan pedagang pasar Kranji Baru. Gedung tempat para penjual sembako, sayur, buah sudah dihancurkan yang diikuti oleh omzet pedagang yang ikut hancur-hancuran.
“Setahun sudah omzet kami ini menurun drastis, sampai 50 persen lebih. Kita bingung dengan aturan pembangunan yang tidak selesai-selesai, bahkan belum mulai pembangunan,” ungkap pedagang buah, sebut saja Mas Timan, ditemui di sekitar Pasar Kranji Baru, Senin (11/7/2022).
Hal senada juga dikatakan pedagang sayur, yang enggan disebutkan namanya, yang diakuinya sampai susah mendapat lebihan untuk makan. Meski pembangunan Pasar belum jelas penampakannya, tagihan DP oleh pengembang terus berjalan.
“Bahkan pihak pengembang dalam mengaih DP untuk menempati pasar Kranji Baru yang belum terlihat tiang pancang itu tak segan mengancam secara halus,” tukasnya.
Dia mengaku ditagih dan diancam akan digembok jika tidak membayar down payment alias DP.