Sampah Sulit Terurai Cemari Perairan Teluk Lampung
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Tumpukan sampah di sejumlah titik pantai Rangai Tritunggal mengakibatkan pendangkalan. Imbasnya area tambat perahu, bagan nelayan berkurang hingga aroma tidak sedap dan lalat beterbangan.
“Yang dibuang ke sungai terbawa arus dan terdampar sebagian merupakan sampah rumah tangga, ada bangkai binatang juga,” ulasnya
Bergeser ke sisi Bandar Lampung, Tukiman, nelayan di Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang menyebut sampah berasal dari sungai. Sungai Way Lunik, sungai Gudang Agen, Sungai Ketapang, sungai Bakau dan sungai lain membawa sampah ke perairan.
Dampak bagi lingkungan sebutnya perairan menjadi kotor. Bagi nelayan keberadaan sampah berimbas proses penangkapan ikan, udang terhambat.
“Jaring, pancing dan sejumlah alat tangkap kerap tersangkut sampah, baling baling perahu juga bisa patah saat tersangkut ranting,” ujarnya.

Sampah sulit terurai jenis botol plastik sebut Tukiman mendominasi. Botol plastik bisa dimanfaatkan sebagai pelampung untuk budidaya kerang hijau dan pelampung alat tangkap pancing rawe dasar.
Sampah sulit terurai yang mencemari perairan Teluk Lampung juga berdampak bagi nelayan Sukaraja. Budiman dan sejumlah nelayan di pantai Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung kerap menjaring sampah belasan kuintal pada jaring payang.
“Saat menarik payang, selain aroma busuk, jaring kerap jebol imbas terkena batang kayu,”ujarnya.
Upaya pengurangan sampah yang dibuang ke sungai dan laut sebut Budiman telah dilakukan. Tempat sampah, anjuran, spanduk larangan telah dipasang pada sejumlah tempat.