Tim UGM Riset Pengembangan Varietas Baru Kedelai Hitam

Editor: Koko Triarko

Hal itu menjadi bagian dari keunggulan, dan potensinya bisa tiga kali lipat dari nasional.

“Kita hanya butuh konsistensi dengan varietas unggul dari sisi produksi,” katanya.

Menurut Tri Harjoko, pihaknya menargetkan dua tahun ke depan hasil dari turunan kedelai malika ini bisa menjadi varietas baru hasil riset UGM.

Menurutnya, untuk menjadi varietas baru juga perlu ada uji fisiologi. Hal ini untuk mengetahui kadar protein dan kadar lemak yang setara dengan malika.

“Target kita tahun ke depan bisa meluncurkan varietas baru dengan potensi per hektare di atas 6 ton,” katanya.

Sementara itu, Tugiyo (62), petani kedelai hitam sekaligus kepala Pedukuhan Gulon mengaku mulai menanam kedelai hitam sejak 2006.

Dia berhasil mengajak ratusan petani di padukuhannya untuk menanam kedelai hitam pada musim kemarau.

“Kalau dulu per hektare malika menghasilkan rata-rata 2,5 ton. Tahun 2010 pernah warga Gulon panen hingga 12 ton,” paparnya.

Dekan Pertanian UGM, Ir Jaka Widada, MP, PhD, mengatakan pihaknya mendukung penuh upaya Tri Harjoko dan tim UGM dalam melakukan kegiatan riset pemurnian kedelai malika.

Dukungan tersebut menurut Jaka Widada dalam bentuk kucuran pendanaan riset. Sehingga, nantinya bisa mendapatkan jenis varietas baru yang unggul dan menyejahterakan petani kedelai.

“Saya kira potensinya sangat luar biasa, apalagi bisa dua hingga tiga kali nasional,” pungkasnya.

Lihat juga...