Mobilitas Antarkota Sebabkan Kasus Covid-19 di Jabar Selalu Naik
JAKARTA – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jawa Barat, Nina Susana Dewi, mengatakan mobilitas antar kota yang dilakukan oleh masyarakat menjadi penyebab kasus COVID-19 di provinsi Jawa Barat (Jabar) selalu mengalami kenaikan.
“Kalau kita lihat pergerakan mobilisasi masyarakat di area Jakarta dengan daerah sekitar, itu sangat tinggi. Memang kenyataannya seperti pada penduduk Depok, ada yang bekerja di Jakarta begitu juga sebaliknya,” kata Nina, dalam zoominar Strategi Menghadapi Gelombang Ketiga Pandemi yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (18/2/2022).
Menurut Nina, meskipun pemerintah setempat sudah gencar melakukan mitigasi, baik melalui pelacakan juga penelusuran kasus, mobilitas yang dilakukan oleh masyarakat antar kota tersebut tidak dapat dihindari karena berbagai faktor kebutuhan.
Lonjakan kasus juga tak dapat dihindari, meski sejumlah pihak seperti Kodam Jaya sudah membantu menggencarkan perluasan cakupan vaksinasi COVID-19 di Provinsi Jawa Barat.
“Itu sebabnya, walaupun kami sudah melakukan hal yang optimal, mobilitas tersebut tidak bisa dengan ringan dapat dicegah. Sehingga itu menyebabkan Jawa Barat selalu menjadi yang kedua setelah Jakarta,” kata Nina.
Walaupun demikian, mobilitas yang terjadi di setiap kota Jawa Barat seperti Bandung Raya tidak dapat disamaratakan. Sebab, kondisi di Bandung Raya lebih dari 60 persen penduduknya berasal dari luar Bandung dan menciptakan kondisi pergerakan menjadi sangat tinggi.
Akibatnya, kasus di kota tersebut stabil dalam mengalami kenaikan kasus.
“Kita akui aglomerasi itu memang bukan main, cepat sekali peningkatan (kasus) di kota-kota yang termasuk aglomerasi,” kata Nina.