BI : UMKM Butuh Pendampingan Berbagai Pihak untuk Ekspor

Sumsel memiliki produk ayaman kain yang menggunakan daun purun, eceng gondok, rotan dan bambu.

Selain itu, produk kain khas daerah yang dihasilkan sejumlah kabupaten/kota juga sangat layak dimunculkan ke pasar ekspor.

Hanya saja, perlu sentuhan lagi yakni bagaimana menghasilkan produk sesuai dengan keinginan pasar masyarakat dunia, mulai dari fasyen hingga produk dekorasi rumah.

“Seperti kain songket, bisa diaplikasikan untuk dibuat jadi scraf atau shal karena mereka juga tidak mungkin memakai kain,” kata dia.

Terlepas dari beragam persoalan itu, sebenarnya UMKM sudah layak menjajal pasar global karena selama pandemi ini sebagian besar sudah mengaplikasikan digital marketing dan digital payment.

BI mencatat dari 332.886 menchant (pedagang) di Sumsel terdapat 90 persen pelaku UMKM yang sudah menerapkan digitalisasi.

“Saat ini BI sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan perantara (aggregator) untuk membuka akses pasar pelaku UMKM ke luar negeri. Inilah salah satu solusinya,” kata dia. [Ant]

Lihat juga...