Karena Gengsi, Anak Muda di Sikka Sulit Diajak Bertani

Editor: Koko Triarko

Menurutnya, petani di kecamatan lain rela mengeluarkan uang untuk membeli air agar tanamannya bisa subur, sementara di Desa Nebe airnya terbuang saja dan tidak dimanfaatkan.

“Sayang bila potensi yang ada tidak dimanfaatkan, sehingga saya pun memanfaatkannya, meskipun saya seorang sarjana pendidikan. Jadi petani hortikultura keuntungannya lumayan, dan bisa membiayai kebutuhan rumah tangga,” ucapnya.

Petani muda lainnya, Yance Maring, pun mengaku mengalami hal serupa saat dirinya mencoba mengajak anak-anak muda terjun menjadi petani hortikultura.

Yance mengaku dirinya telah mengembangkan sistem irigasi tetes yang menggunakan teknologi pertanian modern dan membuat petani tidak terlalu membutuhkan banyak tenaga.

“Meskipun petani tidak terlalu capai karena sudah menggunakan teknologi sistem irigasi tetes dan petani tidak perlu lagi menyiram secara manual, namun tetap saja kesulitan ajak anak muda bergabung,” ungkapnya.

Lihat juga...