Potensi Unggulan Rumput Laut di Kepulauan Seribu

Faktanya, jumlah produksi mengalami penurunan yang stabil sebesar 8,6% tiap tahunnya sejak tahun 2015.

Direktur Yayasan Kalimajari, IGA Agung Widiastuti mengatakan, berdasarkan perjalanan program dan pembelajaran yang ditemukan di lapangan, terdapat beberapa hal yang berkontribusi terhadap masih rendahnya produktivitas budidaya rumput laut, mulai dari ketersediaan bibit yang berkualitas dan keberlanjutan, serta jaminan distribusi yang aman sampai ke pembudidaya, juga ketepatan sasaran.

Widiastuti melihat, rendahnya peran swasta dalam riset maupun penyediaan bibit yang berkualitas, serta belum optimalnya komunikasi dan koordinasi antarpemerintah (pusat dan daerah) dalam merancang program menjadi penyumbang belum produktifnya budi daya rumput laut.

Sedangkan dari sisi pembudidaya, Widiastuti berpandangan masih kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai teknik yang baik dan benar khususnya dalam hal pembibitan.

Kemitraan
Program kemitraan dengan melibatkan pemerintah dan swasta juga menjadi kunci dalam mengembangkan budi daya rumput laut ke depan.

Penguatan dengan melibatkan pemerintah dan swasta menjadi pondasi utama yakni membawa ke tataran implementasi dalam bentuk kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, lembaga riset, dan sektor swasta dengan perannya masing-masing.

Peranan tersebut mulai dari perumusan kebijakan pusat oleh kementerian, mekanisme membangun komunikasi yang baik antar lembaga yakni pusat dan daerah, serta swasta sebagai “offtaker” yang diharapkan turut berperan aktif dan strategis dalam penyediaan bibit dan menampung budidaya.

Berbagai riset yang dilakukan untuk perbaikan kualitas bibit, kemudian diakhiri dengan testimoni dari pembudidaya sebagai penerima manfaat.

Lihat juga...