Komunitas UMKM Dorong Kemajuan Usaha dan Pengembangan Jaringan Pemasaran

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Di masa 4.0 sekarang, produk yang berbasis komunitaslah yang mampu bertahan di masa pandemi. Contohnya, beberapa brand yang memiliki konsumen dengan fanatisme tinggi itu bisa bertahan karena mereka mampu membina komunitasnya agar solid dan mampu menyediakan produk berkualitas yang sesuai,” kata Hassan saat dihubungi terpisah.

Hal inilah yang juga menjadi dasar dalam komunitas PBA. Di mana kesolidan awal, dimulai dari kesamaan rasa dan latar belakang sebagai alumnus salah satu universitas terkenal di Bandung, Universitas Padjajaran.

“Selain itu, kesamaan visi misi juga membuat komunitas kuat. Ditambah dengan komitmen untuk saling melengkapi, baik dalam pemasaran maupun bahan baku. Sehingga terbentuklah suatu rantai ekonomi,” urainya.

Sebagai contoh, ia menyebutkan dirinya yang memiliki produk usaha kopi, bisa bertemu dengan sesama anggota komunitas yang memiliki perkebunan kopi atau usaha green bean.

“Atau contoh lainnya, adalah salah satu anggota yang bergerak di bidang kemasan atau percetakan. Kami anggota yang lainnya, didorong untuk membuat kemasan di dia,” urainya lagi.

Tak hanya penghasil produk, kekuatan komunitas PBA juga karena anggotanya yang memiliki latar belakang profesi yang berbeda.

“Hal ini memungkinkan, para anggota bisa saling sharing. Misalnya, jika ada anggota yang ingin mengetahui tentang hukum, ada anggota komunitas yang memiliki profesi ahli hukum. Sehingga tinggal tanya atau minta waktu sharing saja,” kata Hassan.

Kekuatan komunitas sendiri dibangun dengan berbagai kegiatan, baik yang bersifat pelatihan, sharing pengalaman atau ilmu maupun kegiatan silaturahmi lainnya.

Lihat juga...