Hadirnya Peta Mangrove Nasional Dorong Pengelolaan Lebih Optimal
Editor: Makmun Hidayat
“Durasi kerja dan solusi masalah dapat lebih baik. Karena semua institusi dan agensi yang terlibat, bekerja secara terpadu. Dan tak perlu mengambil ahli dari luar. Tenaga ahli Indonesia mampu,” ucapnya.
Luhut menyatakan bahwa pemerintah sangat serius dalam mengelola mangrove ini. “Dan pada G20 nanti, para peserta akan kita ajak berkeliling melihat mangrove ini. Selain menunjukkan keseriusan penanganan mangrove, juga sekaligus menunjukkan keindahan Bali,” ucapnya lagi.
Ia menekankan agar semua pihak, terutama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk bekerja lebih giat dan efektif.
“Tahun ini kita tidak capai target. Sehingga perlu kerja lebih keras lagi, agar ke depannya bisa mengejar kekurangan ini. Jangan slogan saja. Kita harus hidup dengan realitas. 620 ribu hektare di 2024 harus bisa diselesaikan. Dengan sistem yang terintegrasi, perencanaan yang baik, strategi tepat pengelolaan mangrove serta lembaga dan pendanaannya,” kata Luhut tegas.
Ia menyatakan Indonesia bukanlah negara yang bicara komitmen tapi alasan untuk melakukan pengelolaan mangrove secara berkelanjutan adalah karena generasi selanjutnya.
“Saya akan sampaikan pada seluruh negara lain yang menjadi bagian dari Paris Agreement dan semua pihak yang memiliki potensi penanaman mangrove, bahwa Indonesia melakukan ini semua adalah karena tanggung jawab kami pada generasi selanjutnya. Kesalahan kebijakan kita yang akan menanggungnya adalah anak cucu kita,” tandasnya.