JAKARTA – Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (Food and Agriculture Organization/FAO), menyatakan untuk kedua kalinya pada 2021 ini Hari Pangan Sedunia diperingati saat pandemi Covid-19.
Perwakilan FAO di Indonesia, Rajendra Aryal, dalam taklimat media pada Sabtu (16/10) menyatakan pandemi telah memicu resesi ekonomi yang hebat, menghambat akses pangan dan memengaruhi seluruh sistem pertanian dan pangan. Namun, sebelum pandemi, kelaparan terus berlangsung, gizi buruk dan jumlah orang kelaparan meningkat di seluruh dunia.
Situasi ini mendorong FAO pada Hari Pangan Sedunia 2021 ini mengangkat tema “Tindakan Kita, Masa Depan Kita, Untuk Produksi, Gizi, Lingkungan dan Kehidupan yang Lebih Baik (Four Betters).
Tema dimaksud menyoroti pentingnya sistem pertanian dan pangan berkelanjutan untuk membangun dunia yang lebih tangguh dalam menghadapi masa depan.
FAO menyebutkan, dunia mengalami kemunduran besar dalam perang melawan kelaparan. Saat ini, lebih dari tiga miliar orang — hampir 40 persen populasi dunia — tidak mempunyai akses terhadap makanan sehat.
Sebanyak 811 juta orang kekurangan gizi di dunia dan sebaliknya, 2 miliar orang dewasa kelebihan berat badan atau obesitas karena pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.
Disebutkan, bahwa di Indonesia jumlah orang dewasa yang obesitas meningkat dua kali lipat selama dua dekade terakhir. Seiring dengan itu, obesitas pada anak juga meningkat.
Pada sisi lain, 27,67 persen anak di Indonesia di bawah usia lima tahun (balita) mengalami stunting (kekerdilan anak). Angka stunting ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka rata-rata di kawasan Asia.