Warga Kota Batu Sukses Usaha Jambu Kristal Organik
Editor: Koko Triarko
Setelah berjalan, alhamdulillah sejak 2014 mulai ada kemitraan karena marketnya sudah terbentuk, sehingga butuh pasokan buah jambu kristal lebih banyak dari sebelumnya. Karenanya, hingga saat ini ia telah memiliki 47 petani mitra di kota Batu untuk menyuplai kebutuhan jambu kristal.
“Alhamdulillah, sampai hari ini kita terus dapat suplai dari petani mitra. Bahkan, suplai dari kebun kami sendiri saja hanya sekitar 20 persen, sisanya 80 persen berasal dari petani mitra,” sebutnya.
Menurutnya, rata-rata petani mitra yang diajak kerja sama bukan merupakan petani jambu. Ada yang petani apel, petani jeruk, petani sayur, yang penting mereka memiliki latar belakang petani dan mempunyai lahan untuk ditanami jambu kristal.
“Jadi, kita lakukan pendekatan secara kearifan lokal kepada mereka. Kita pastikan market dari para petani jambu dan kita juga pastikan harganya rasional di tingkat petani. Itu yang membuat kita sustainable sampai hari ini,” ungkapnya.
Bahkan, target kami dari pasokan petani mitra ini bisa menghasilkan panen 1 ton jambu kristal per minggu, imbuhnya.
Lebih lanjut, disampaikan Hardi, sebelum pandemi Covid-19 melanda, 60 persen pemasaran untuk pariwisata. Baik, melalui wisata petik jambu maupun di pusat oleh-oleh, karena memang pada saat itu segmen pasarnya adalah wisata.
Namun dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, karena ada kebijakan pemerintah yang harus ditaati terkait penutupan pariwisata selama hampir 2 tahun ini, akhirnya pola pemasarannya juga ikut bergeser. Ada yang dijual ke retail modern, ada yang lewat media online, e-commerce, dan ada juga yang dijual melalui reseller online maupun offline.