Pertempuran Milisi dan Tentara Myanmar Picu Eksodus
Seorang kerabat pastor yang tewas mengatakan sebagian besar orang telah meninggalkan kota itu.
Sejumlah keluarga masih bertahan, termasuk 20 anak-anak di panti asuhan yang dikelola sang pastor.
“Pembunuhan seorang pendeta Baptis dan pengeboman rumah di Thantang, Negara Bagian Chin, adalah contoh terbaru ‘neraka hidup’ yang ditimbulkan setiap hari oleh junta terhadap rakyat Myanmar,” kata Thomas Andrews, pelapor khusus PBB untuk urusan HAM di Myanmar, lewat Twitter pekan lalu.
Pertumpahan darah meningkat di sejumlah wilayah seperti Chin setelah Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintah bayangan Myanmar, mendeklarasikan pemberontakan pada 7 September.
Mereka juga menyerukan kelompok milisi baru yang dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) untuk mengincar junta dan aset-asetnya.
Bentrok antara PDF dan tentara bersenjata lengkap kerap membuat pihak sipil terjebak di tengah pertempuran dan terpaksa mengungsi. (Ant)