Perlawanan Mayjen Soeharto & TNI Atas G30S/PKI

Koordinasi Antar Angkatan

 Setelah melakukan konsinyir pasukan, Mayjen Soeharto melakukan koordinasi dengan angkatan-angkatan lain seperti Angkatan Laut, Kepolisian dan Angkatan Udara melalui Leo Watimena, untuk menjelaskan telaah Kostrad, bahwa gerakan Untung bukan semata-mata persoalan intern AD, akan tetapi memiliki motif coup yang didalangi PKI.

Presiden Soeharto (10): G30S/PKI | Perlawanan Mayjen Soeharto & TNI Seri-6.1

Analisis ini semakin menemukan bukti manakala Dewan Revolusi mendemisionerkan Presiden Soekarno dan Kabinet Dwikora, dimana pada jam-jam berikutnya bertarung dengan pengumuman Brigjen Sabur, Komandan Resimen Cakrabirawa, Pengawal Presiden Soekarno, yang menyatakan “Presiden dalam keadaan sehat wal’afiat dan tetap memegang Pimpinan Negara dan Revolusi”.

Pengumuman demi pengumuman yang tersiar melalui RRI itu telah menunjukkan dengan sangat jelas adanya perlawanan Presiden Soekarno terhadap komplotan G30S/PKI yang akan mendongkelnya. Koordinasi dilakukan untuk menciptakan saling pengertian antar angkatan sehingga tidak salah menafsirkan situasi.

Mobilisasi Satuan-Satuan Pemukul

Serangan balasan fisik terhadap pasukan-pasukan G30S/PKI dilakukan dengan mobilisasi satuan-satuan Angkatan Darat yang tersisa, dengan basis RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Mengingat tiga perempat kekuatan tempur Angkatan Darat terlanjur dikirim keluar Jawa untuk konfrontasi ke Malaysia, pemulihan keamanan di Sulawesi dan Irian Jaya, maka kekuatan RPKAD yang ada di Cijantung tinggal tersisa lima kompi yaitu Kompi Feisal Tanjung yang hendak dikirim ke Kalimantan, Kompi Urip, Kompi Muchtar, Kompi Muhadi dan Kompi Saridho. Sementara itu Kompi Kentot Harseno sedang bertugas di Kalimantan dan Kompi Edy Sudrajat bertugas di Manokwari Irian Jaya.

Lihat juga...