Kemenkes Sempurnakan Pelacakan Kasus Gunakan Seroprevalensi

JAKARTA — Kementerian Kesehatan RI sedang mempersiapkan kegiatan survei seroprevalensi berkala di 100 kota/kabupaten untuk menyempurnakan sistem pelacakan kasus COVID-19 di masyarakat berbasis data riil.

“Kegiatan itu untuk mengetahui berapa banyak penduduk yang sudah tertular dan berapa titer antibodinya sehingga diketahui apakah ada penurunan kasus,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers PPKM yang diikuti dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin sore (20/9/2021).

Program seroprevalensi yang rencananya diadakan setiap enam bulan sekali di 34 provinsi, kata Budi, bisa dipakai sebagai dasar bagi pemerintah dalam membuat kebijakan awal berbasis data-data yang riil.

Survei tersebut sedang dipersiapkan dalam dua bulan ke depan untuk menyasar 100 kabupaten/kota di 34 provinsi dengan melibatkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Dalam Negeri dan beberapa perguruan tinggi, kata Budi menambahkan.

Seroprevalensi adalah jumlah individu dalam suatu populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit tertentu berdasarkan spesimen serologi atau serum darah.

“Jadi kita masih punya waktu untuk menyempurnakan platform melacaknya kita, agar benar-benar menjadi jauh lebih siap kalau nanti ada gelombang ketiga yang datang atau juga kalau nanti memang sudah beralih ke endemi,” katanya.

Budi mengatakan strategi deteksi atau 3T (testing, tracing, treatment) di Indonesia terus mengalami peningkatan berkat kerja sama seluruh pihak, termasuk personel TNI-Polri.

Budi melaporkan pelacakan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini sudah sampai pada angka rata-rata sepuluh kotak erat per kasus konfirmasi.

Lihat juga...