Kelangkaan Kontainer Sudah Terjadi Tiga Bulan, Tarif Sewa Melonjak

Ilustrasi. Suasana aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Peti Kemas Jayapura, Papua, Jumat (27/8/2021) - Foto Ant
MAKASSAR – Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulawesi Selatan-Barat (Sulselbar), Arief Rahman Pabettingi menyebut, pandemi COVID-19 telah mengakibatkan terjadinya kelangkaan kontainer. Hal itu sudah dirasakan terjadi sejak tiga bulan terakhir.

Kelangkaan kontainer tersebut berimbas pada pengiriman barang atau ekspor, karena mengakibatkan harga kontainer yang kian meningkat. Tercatat peningkatannya mencapai tiga kali lipat dari tarif biasanya. Dan dipastikan hal itu menghambat pengiriman barang ke luar negeri. “Akibatnya terjadi kenaikan tarif tiga kali lipat, yang tentu memberatkan pengusaha melakukan ekspor,” ujar Arief Rahman, di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (11/9/2021).

Tujuan ekspor paling sulit ialah ke negara-negara Eropa, Amerika, dan Australia. Ekspor ke tiga benua itu dinilai cukup sulit untuk mendapatkan kontainer. Khususnya kontainer dengan ukuran 40 feet, yang digunakan untuk rute jarak jauh.

Sementara ekspor ke negara Asia masih jauh lebih gampang dilakukan, sebab hanya mengandalkan kontainer berukuran 20 feet. Meskipun di sisi lain, penggunaan kontainer jenis ini malah menambah beban biaya logistik sebesar 15 hingga 20 persen.

Sementara, tingkat arus balik (impor) kontainer, juga lebih dominan dari Asia Timur. “Itulah kenapa ekspor untuk tujuan ke Asia sejauh ini masih tetap bisa tercover, meski dari sisi tarif tetap belum stabil atau ada kenaikan karena kita pakai yang 20 feet,” terangnya.

Menurut Arief Rahman, kelangkaan sebenarnya terjadi lantaran volume impor dari ketiga benua tidak sebesar seperti ke Asia. Dari sisi ekspor-impor yang stabil, pasokan dan permintaan lebih ke negara Asia seperti Cina, yang volumenya bahkan mencapai 70 persen.

Lihat juga...