Indonesia Bisa Ambil Peran Diplomasi Antariksa
Sementara itu Dosen Senior Hubungan Internasional UI, Edy Prasetyono, S.Sos., MIS, Ph.D., menjelaskan potensi keantariksaan dalam geostrategi diplomasi Indonesia ditujukan untuk pembangunan berkelanjutan.
“Pandangan tentang space, baik itu daratan maupun laut merupakan sesuatu hal yang ditekankan oleh Amerika Serikat. Tokoh-tokoh pemikir tentang space dengan konsep geostrategi yang didasarkan atas visi politik di antara lain, Ratzel, Kjellen, McKinder, Houshofer, Mahan, Spykman, Kennan, Gray, dan lain-lain,” paparnya.
Dikatakannya, esensi dari space adalah ruang yang selalu dieskplorasi dan dimanfaatkan oleh banyak kekuatan untuk memperoleh keunggulan terhadap pihak atau kekuatan lain. Merefleksikan apa yang terjadi di daratan atau bumi, Gray mengatakan bahwa geograpi adalah “the mother of strategy”.
“Pandangan tersebut menegaskan signifikansi ruang dalam strategi,” ujarnya.
Ketertarikan dalam diplomasi adalah bisa untuk tidak membuat satu pengaturan fleksibel yang menguntungkan negara-negara ekuator. Misalnya, seperti alokasi slot untuk satelit. Walaupun kedaulatan dilarang, tetapi tidak ada larangan eksplisit untuk hak berdaulat.
Terdapat beberapa kekhawatiran dalam hal ini, yaitu peningkatan jumlah satelit, bahaya tabrakan dan jatuhnya satelit, militerisasi orbit dan aktivitas permusuhan (seperti spionase atau intelijen), serta perusahaan peluncuran satelit swasta. (Ant)