6.500 Anak di Purbalingga Alami Stunting
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
PURBALINGGA — Meskipun mengalami penurunan, namun angka stunting di Kabupaten Purbalingga masih terbilang tinggi. Sampai dengan Juni lalu, terdeteksi ada 6.500 anak yang mengalami stunting atau sebanyak 14,57 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, Drg Hanung Wikantono mengatakan, ada dua kategori stunting atau gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi, yaitu kategori pendek dan sangat pendek. Di Kabupaten Purbalingga sendiri untuk kategori anak yang pendek terdapat 5.074 dan yang sangat pendek ada 1.426 anak.
“Secara keseluruhan jumlah anak yang stunting sebenarnya mengalami penurunan, karena di 2019 lalu, Purbalingga masih di atas 20 persen. Kita terus upayakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga asupan gizi bagi ibu hamil dan balita,” terangnya, Jumat (10/9/2021).
Kadinkes menjelaskan, kasus stunting pada balita paling banyak ditemukan di wilayah Puskesmas Kutasari yaitu ada 720 balita, kemudian di Karangmoncol 668 balita dan Kejobong 607 balita.
Menurut Kadinkes, untuk mencegah, sangat diperlukan peran aktif anggota keluarga untuk memperhatikan asupan gizi ibu yang sedang hamil dan menyusui, serta anak balita. Posyandu juga menjadi garda terdepan dalam memerangi stunting.
Sementara itu, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan, sebagai salah satu upaya pencegahan, pemkab menggandeng pihak ketiga untuk memberikan batuan beras kualitas premium kepada keluarga tidak mampu yang memiliki balita. Menurutnya, stunting merupakan permasalahan nasional dan menjadi salah satu program prioritas pemerintah pusat untuk segera ditangani.