Protes Terhadap Pemerintah Militer Myanmar Berlangsung di Berbagai Penjuru
Seorang juru bicara pemerintah militer tidak dapat dihubungi pada Minggu untuk dimintai komentar soal protes tersebut.
Pemberontakan 1988 pada saat itu merupakan tantangan terbesar bagi pemerintahan militer –yang telah berlangsung sejak 1962.
Min Aung Hlaing pada Minggu merilis sebuah pernyataan yang memuji hari peringatan lain, yakni berdirinya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) 54 tahun lalu.
Pernyataan itu tidak menyebutkan utusan khusus untuk Myanmar yang ditunjuk oleh ASEAN dalam beberapa hari lalu.
Utusan tersebut ditugaskan untuk mengakhiri kekerasan pascakudeta dan mendorong perwujudan pembicaraan antara militer dan lawan-lawannya.
Sang utusan baru, diplomat Brunei Erywan Yusof, mengatakan pada Sabtu (7/8) bahwa ia harus diberikan akses penuh untuk menemui semua pihak saat dia berkunjung ke Myanmar. Belum ada jadwal terkait perjalanan tersebut. [Ant]