PPKM, Pendapatan Pembudidaya Tanaman Hias Hilang Puluhan Juta
CIANJUR – Petani tanaman hias di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, kehilangan pesanan hingga puluhan juta rupiah selama penerapan PPKM darurat dan PPKM level 4 karena tidak dapat mengirim pesanan ke berbagai kota seperti Jabodetabek dan Bandung.
Eken Sukendar (46) petani tanaman hias di Desa Gadog, Kecamatan Cipanas, saat dihubungi Rabu, mengatakan sebelum penerapan PPKM yang kembali diperpanjang, mendapat pesanan ribuan bunga hias hingga puluhan bonsai dari beberapa perusahaan dan pengembang perumahan di Jabodetabek dengan nilai transaksi puluhan juta rupiah per hari.
“Kami masih bisa mengirim dan memenuhi pesanan dari perusahaan di berbagai wilayah. Namun selama penerapan PPKM hingga saat ini, kami terpaksa menolak karena tidak ada ekspedisi yang mau menyatakan pesanan. Kalau hitungan rupiah kerugian yang kami derita mencapai Rp50 juta setiap minggunya, ” kata Eken.
Ia menjelaskan, selama penerapan PPKM, petani tanaman hias di wilayah tersebut, tetap berproduksi termasuk bonsai berbagai ukuran dan jenis dengan harapan pesanan kembali tinggi setelah pembatasan berakhir. “Kami berharap PPKM tidak terus diperpanjang karena kami masih butuh makan, kalau usaha tidak berjalan mau makan dari mana, ” katanya.
Hal yang sama terucap dari petani tanaman hias di Desa Rarahan-Cibodas, dimana sebelum dan sesudah pandemi, masih mendapatkan pesanan hingga puluhan ribu tanaman hias dari Jabodetabek bahkan hingga ke Sumatera. Namun selama PPKM mereka kesulitan untuk memenuhi pesanan karena sopir ekspedisi menolak untuk mengantarkan pesanan.
“Alasannya sama, banyak penyekatan di sepanjang jalan yang akan dilalui, ditambah sopir harus mengantongi surat bebas COVID-19 antigen, bukti sudah divaksin dan lain-lain. Sehingga kami terpaksa menolak dulu pesanan dari luar kota. Sudah jelas kehilangan pendapatan bisa mencapai Rp100 juta, selama PPKM, ” kata Endang Samsudin (57) petani tanaman hias di Jalan Raya Cibodas.