Pendidikan Vokasi Punya Peran Strategis Penuhi Kebutuhan SDM
Ini juga selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang terus mendorong dan menyemangati seluruh ekosistem untuk terus berinovasi agar menjadi negara maju, dengan salah satunya melalui pengembangan pendidikan vokasi yang didukung oleh pelaku industri lewat kolaborasi-kolaborasi yang sinergis.
Sementara itu Agung Hardjono, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Pembangunan Manusia, Kantor Staf Presiden mengatakan arahan Presiden sangat jelas menyikapi pesatnya perkembangan teknologi bahwa kita jangan menjadi smart digital user tapi harus mampu mencetak smart digital spesialis dan smart digitalpreneur yang andal dan mampu mengembangkan kewirausahaan yang membuka lapangan kerja di dalam negeri.
“Dalam evaluasi revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi baru-baru ini di bulan Agustus, Presiden mendorong munculnya lembaga-lembaga pelatihan kerja seperti antara lain programming atau coding melalui kerja sama antara Pemerintah dengan swasta, khususnya industri. Coding, 5G, Artificial Intelligence, Data Intelligence dan Internet of Things merupakan kompetensi yang harus dikuasai peserta pendidikan vokasi dan sekolah kejuruan sebagai calon SDM cakap digital yang siap berkontribusi mendukung keberhasilan industri besar, menengah dan kecil dalam berkiprah di era industri 4.0,” kata Agung.
“Banyak keterampilan lama yang mungkin akan tidak relevan lagi dengan kebutuhan mendatang dan oleh karena itu perlu segera diantisipasi. Ini selaras dengan laporan “The Future Job” yang dirilis oleh World Economic Forum pada akhir 2020 lalu mengenai pekerjaan yang akan menjadi tren mulai 2025 yakni spesialis Big Data, spesialis Digital Marketing and Strategy, spesialis process automatization, spesialis Transformasi Digital, Analisa Keamanan Informasi serta spesialis Internet of Things.” (Ant)