Mengenal Manfaat Sianobakteri dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Salah satu yang dilakukan oleh peneliti Indonesia adalah menggunakan sianobakteri pada tanaman kedelai untuk meningkatkan kadar gizi dari tanaman kedelai tersebut. Tapi memang belum banyak dilakukan di Indonesia. Kalau di Cina, Vietnam dan India, sianobakteri ini sudah dimanfaatkan dalan budidaya padi sebagai alternatif pupuk nitrogen,” kata Jati.

Sianobakteri, lanjutnya, tak hanya memiliki fungsi sebagai biofertilisasi tapi juga untuk bioremediasi, bioenergi dan nutraceutical.

“Harapannya penggunaan sianobakteri ini bisa lebih luas di Indonesia. Karena tak hanya kesuburan tanah tapi bisa menyasar pada energi dan remediasi juga. Dan hasilnya, sudah dibuktikan oleh negara lainnya,” tandasnya.

Kepala Balai Penelitian Tanah, Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, MSc, menyatakan pupuk hayati menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pertanian Indonesia.

Kepala Balai Penelitian Tanah, Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, MSc saat menjelaskan manfaat pupuk hayati, dalam acara bimtek, Senin (30/8/2021) – Foto: Ranny Supusepa

“Pupuk hayati ini mulai dikenal sejak tahun 2000-an dan memiliki pengaruh terhadap hasil produksi walaupun tidak secara langsung,” kata Ladiyani dalam kesempatan yang sama.

Pupuk hayati memang tidak memberikan unsur hara secara langsung tapi mendukung ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

“Misalnya membantu dekomposisi pada tanah yang membuat tanah akan menjadi lebih subur sehingga tanaman juga dapat memberikan hasil yang baik,” pungkasnya.

Lihat juga...