Kontingen Indonesia Kesulitan Pimpin Asia Tenggara di Olimpiade Sejak 2004

Di Asia Tenggara, Thailand kerap menjadi pesaing utama Indonesia dalam keikutsertaan di ajang multievent seperti SEA Games, Asian Games maupun Olimpiade.

Setelah mengungguli Thailand di Olimpiade Sydney 2000, Indonesia kemudian harus melewati setidaknya empat edisi berikutnya berada di bawah Negeri Gajah Putih.

Di Olimpiade Athena 2004, Indonesia berada di posisi ke-48 dengan satu emas, satu perak dan dua perunggu di bawah Thailand yang kala itu menempati urutan ke-25 dengan tiga emas, satu perak dan empat perunggu.

Kemudian di Olimpiade Beijing 2008, Indonesia yang meraih satu emas, satu perak dan empat perunggu berada di urutan ke-40, di bawah Thailand yang menempati posisi ke-31 dengan dua emas, dua perak dan dua perunggu.

Empat tahun berselang, di Olimpiade London 2012 negara-negara Asia Tenggara terlempar dari 50 besar setelah tak satu pun mampu meraih medali emas, termasuk tradisi emas Indonesia yang berlangsung sejak Barcelona 1992 berakhir begitu saja. Thailand yang mengumpulkan dua perak dan dua perunggu berakhir di urutan ke-59, satu strip persis di atas Indonesia yang hanya mendapat dua perak dan satu perunggu.

Keunggulan Thailand berlanjut di Rio de Janeiro 2016, saat mereka meraih dua medali emas, dua perak dan dua perunggu untuk menempati peringkat ke-35, unggul jauh dari Indonesia di urutan ke-46 dengan satu emas dan dua perak.

Di Tokyo, Indonesia mampu menyalip Thailand, yang berakhir di urutan ke-59 klasemen perolehan medali, tapi rupanya muncul pesaing baru sebagai pemimpin Asia Tenggara di ajang Olimpiade yakni Filipina.

Filipina tiba di Tokyo berbekal status juara umum SEA Games 2019, yang kebetulan diadakan di negeri mereka sendiri.

Lihat juga...