Ekspor Mebel dan Kerajinan Melonjak di Tengah Pandemi

“Namun di sisi lain impor juga terus merangkak naik sehingga pada saat tertentu bisa menggerus pangsa pasar industri lokal,” kata Sobur.

Pada semester I-2021 (yoy) impor mebel juga naik 36,34 persen dan kerajinan naik 20,28 persen. “Secara total impor mebel dan kerajinan meningkat 29,14 persen,” katanya.

Walaupun nilai impor masih terbilang kecil hanya 551,8 juta dolar AS pada semester I-2021, namun dikhawatirkan akan terus meningkat. Negara asal impor terbesar berasal dari China (76,9 persen). Sisanya berasal dari Thailand, Jepang, Malaysia, Vietnam, Italia, Jerman, Singapura, Taiwan dan Korea Selatan.

Kendala

Kendati kinerja ekspor naik dan peluang ekspor meningkat di tengah pemulihan ekonomi global, sejumlah kendala menghantui industri mebel dan kerajinan Indonesia.

Sobur menyebut saat ini industri mebel dan kerajinan belum optimal memenuhi peluang pasar ekspor karena sejumlah kendala antara lain kelangkaan kontainer yang diikuti dengan melambungnya biaya freight cost, hambatan proses pengurusan Sertifikat Laik Fungsi, stabilitas harga dan pasokan kayu, kelangkaan bahan baku rotan akibat maraknya penyelundupan, dan masalah importasi bahan penunjang/asesoris seperti mur, baut, rivet, washer, nut, pin, clip, stamping part, turned part, dan kain tekstil.

“Masalah lain yang juga menganggu aktivitas industri adalah izin keimigrasian bagi inspektor buyer luar negeri dan razia limbah B3,” kata Sobur. (Ant)

Lihat juga...