BMKG Minta Komitmen Penuh Pemda dalam Atasi Perubahan Iklim

Misalnya, lebih menggencarkan penghijauan secara tepat, pengendalian tata ruang secara lestari, pencegahan masif terhadap karhutla, menggalakkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan energi fosil, serta menerapkan transportasi dan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan.

“Jika komitmen hanya dilakukan satu daerah, hal tersebut menjadi kurang berarti. Kita harus membangun persepsi bersama bahwa perubahan iklim ini adalah sebuah kerisauan dan ancaman bersama yang juga harus dimitigasi bersama-sama, karena dampaknya tidak mengenal batas administrasi. Masyarakat juga harus dilibatkan, tidak hanya pemerintah,” ujarnya.

Dwikorita membeberkan sejumlah fakta yang dirilis World Meteorological Organization (WMO) bahwa suhu tahun 2020 menjadi salah satu dari 3 tahun terpanas yang pernah tercatat meski terjadi La Nina.

Selain itu, temperatur rata-rata global permukaan Bumi saat ini sudah mencapai 1,2 derajat Celsius lebih tinggi daripada tahun 1850-an.

Di Indonesia, lanjut Dwikorita, berdasarkan pengamatan BMKG, pada tahun 2020 merupakan tahun terpanas kedua dalam catatan dan pengamatan dari 91 stasiun BMKG yang menunjukkan suhu rata-rata permukaan pada tahun 2020 lebih tinggi 0,7 derajat Celsius dari rata-rata periode referensi tahun 1981-2010.

Situasi tersebut, kata dia, memicu pergeseran pola musim dan suhu udara yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi, salah satunya kebakaran hutan dan lahan yang tidak hanya dipengaruhi kondisi kekeringan ekstrem, tetapi juga menyebabkan peningkatan emisi karbon dan partikulat ke udara.

“Saya berharap fakta-fakta ini dapat perhatian kita bersama guna mencegah pemanasan global makin parah,” pungkasnya. [Ant]

Lihat juga...