Batik Banyumas Terseok di Tengah PPKM
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Biasanya kalau akhir pekan, banyak rombongan datang dari luar Banyumas dan memborong batik di sini, tetapi sekarang akhir pekan juga tetap sepi,” katanya.
Sementara itu, pemilik batik Hadi Priyanto atau dikenal batik mruyung Banyumas, Slamet Hadi Priyanto mengatakan, untuk momentum kemerdekaan kali ini, ia tidak memproduksi batik tulis bermotif kemerdekaan, karena sepinya pasar.
Meskipun terbatas, biasanya pada perayaan HUT Kemerdekaan, ia memproduksi batik tulis bergambar momen-momen upacara HUT kemerdekaan, pasukan yang tengah baris-berbaris dan sejenisnya.
Batik tema kemerdekaan RI tersebut, tidak untuk digunakan, tetapi oleh pembeli biasanya dipajang dengan pigura. Pembelinya pun dari kalangan terbatas, sehingga diproduksi terbatas pula.
Namun, produksi batik motif kemerdekaan RI tersebut cukup bisa mendongkrak keuntungan, karena harganya cukup mahal.
“Ada tiga momen yang setiap tahun kita buat batik khusus, yaitu batik kemerdekaan, batik valentine dan batik natal, tetapi sejak pandemi Covid-19, kita tidak lagi memproduksi batik tematik tersebut,” jelasnya.