Sub Sektor Ekonomi Kreatif Lamsel Terdampak PPKM Darurat
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Sejumlah pelaku usaha ekonomi kreatif yang berhubungan langsung dengan destinasi pariwisata ikut terdampak pandemi Covid-19. Armen, salah satu produsen sub sektor kekinian memproduksi truk oleng dari kayu akui ia mengurangi jumlah mainan tradisional itu.
Armen bilang, pada kondisi normal sebelum pandemi bahkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, usahanya bisa banyak order. Saat ada hajatan, hiburan pertunjukan dan objek wisata yang ramai pemesan dominan pedagang membeli truk oleng. Dampak PPKM Darurat di wilayah Jawa, Bali dan PPKM Mikro di Lampung, penjualan produk terhambat. Ia juga mengaku ikut tergeser oleh permainan modern.
Warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan itu menyebut truk oleng masuk seni kriya. Sebagai penghasil seni kriya berbahan kayu ia menyebut mendukung sejumlah destinasi wisata. Sebab sebagian produk dijual oleh pedagang di pantai Onaria, pantai Kalianda dan sejumlah destinasi wisata lain. Pembatasan kesenian kuda lumping, hiburan tradisional jadi pemicu permintaan produk kreatif miliknya sepi peminat.
“Normalnya saya bisa membuat truk oleng sekitar dua buah perpekan untuk penuhi pesanan pada objek wisata namun kini berkurang, apalagi ada PPKM banyak orang berpikir ulang untuk bepergian antar wilayah dan sejumlah objek wisata,” terang Armen saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (4/7/2021).
Armen bilang sebagai sub sektor ekonomi kreatif kriya, ia belum pernah mendapat bantuan dari Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ia beralasan seperti sektor lain sejumlah stimulan bantuan diberikan dalam bentuk bantuan usaha. Menjual truk oleng seharga Rp130.000 hingga Rp150.000 sebutnya masih ditekuni penuhi permintaan toko permainan anak anak.