Populasi Berkurang, Pendapatan Pengusaha Sarang Walet di Bangsalsari Jember Menurun

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JEMBER — Populasi burung wale yang mulai berkurang di Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari, Jember berdampak terhadap omzet pengusaha yang merupakan warga setempat.

“Dulunya ada sekitar 500 ekor walet yang ada di tempat budidaya milik saya. Namun sekarang sudah lebih dari separuh yang hilang,” ujar Kadir, pengusaha sarang walet di Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari, Jember, Selasa(13/7/21).

Kadir menambahkan, berkurangnya populasi walet miliknya, disebabkan karena bahan makanan yang tersedia sudah mulai berkurang.

“Pakan burung walet itu biji padi, dan wereng. Sedangkan lahan yang digunakan untuk produksi tanaman padi yang ada di sekitar sini sudah mulai berkurang. Bisa jadi sekarang waletnya pindah ke tempat lain yang lebih banyak menyediakan pakan untuknya,” ucapnya.

Memilih untuk menjadi peternak budi daya burung walet, Kadir mengaku sudah sejak puluhan tahun yang lalu. Karena potensi untung yang didapatkan sangat terbuka untuk dirinya.

“Sekitar 1990-an, saya sudah belajar. Lambat laun omzet yang didapatkan dari hasil panen sarang walet sangat menguntungkan. Dalam satu kilogram sarang walet super bisa laku terjual Rp17.000.000,” jelasnya.

Kadir menambahkan, akibat berkurangnya populasi walet miliknya, saat masa panen tiba, hanya mampu menghasilkan beberapa gram saja.

Secara terpisah, Nandar, warga Desa Bangsalsari, Kecamatan Bangsalsari, Jember, mengatakan, sejak menurunnya populasi, kini dirinya hanya bisa menghasilkan beberapa gram dan beberapa butir telur walet setiap tahunnya.

“Keberadaan burung walet saat ini sudah mulai jarang, hasil sarang yang bisa dipanen juga sudah terbatas. Dulu masih bisa menghasilkan beberapa kilogram sarang walet dan beberapa butir telurnya. Karena, selain sarang yang bisa dijual, telur walet juga bisa diperjualbelikan,” ucapnya.

Lihat juga...