Petani Masih Gunakan Cara Praktis Halau Serangan Burung Pipit
Editor: Makmun Hidayat
BANDUNG — Serangan hama burung pipit atau burung sawah selalu menjadi masalah rutin yang dihadapi petani padi di Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat tiap kali menjelang waktu panen.
Meski bukan masalah baru, namun menurut Suden (38), salah seorang petani setempat, belum ada cara yang efektif untuk mengatasi kerusakan sawah akibat serangan hewan pemakan bulir tersebut.
“Burung pipit ini selalu bikin pusing. Kalau didiamkan bisa rusak semua padi kita, dan bisa jadi gagal panen,” kata Suden kepada Cendana News, Kamis (22/7/2021).
Suden mengatakan, selama ini upaya terbaik yang bisa ia lakukan untuk meminimalisir kerusakan akibat serbuan burung pipit adalah dengan memanfaatkan kaleng berisi batu, serta kantong plastik yang diikat ditali menyerupai orang-orangan sawah.

“Caranya, kaleng bekas yang diisi batu itu ditaruh pada tiang bambu. Kemudian diletakkan pada beberapa titik di sawah. Kemudian diikat dengan tali plastik (rafia) yang menghubungkan sejumlah tiang kaleng yang dipasang. Nanti ada tali pengendali, jika ditarik maka semua akan bergoyang dan berbunyi sehingga burung pipitnya pergi,” jelas Suden.
Di samping itu, Suden juga mengatakan, kerap memanfaatkan kain-kain bekas untuk menutupi bulir. Namun mengingat butuh banyak kain untuk bisa menutupi seluruh sawah, maka hanya sebagian saja yang mampu diselamatkan.
“Mau tidak mau ada yang tunggu sawah. Tarik tali pengendalinya setiap burung-burungnya datang. Dan kalau susahnya, kalau harus ditungguin terus, pekerjaan lain jadi terbengkalai,” cetus Suden.