Kanker Payudara Terus Meningkat di Asia Tenggara

Editor: Koko Triarko

Ia menjelaskan, SEABCS merupakan forum dalam upaya pengendalian kanker payudara di Asia Tenggara yang jumlahnya terus meningkat.

“Pertemuan ini adalah ajang bertukar pikiran, berdiskusi tentang penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bertukar pengalaman dan informasi tentang peningkatan pencegahan, kesadaran dan edukasi tentang deteksi dini kanker payudara, serta pengobatan yang optimal guna meningkatkan kualitas hidup,” ucapnya lagi.

Meski sudah tersedia berbagai pilihan pengobatan, namun di Asia Tenggara kematian akibat kanker payudara masih tinggi, yaitu sebanyak 58.616 pada 2020.

“Sehingga penyakit kanker payudara merupakan tantangan regional, yang mendesak pemerintah negara-negara kawasan Asia Tenggara untuk mengambil langkah-langkah terukur dalam meningkatkan pengendalian penyakit ini,” tutur wanita penyintas kanker payudara ini.

Terpisah, Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. Soeko W. Nindito, menyatakan selama pandemi memang masyarakat enggan untuk datang ke rumah sakit dan menjalani perawatan.

“Jangan ditunda untuk memeriksakan diri jika dirasakan ada sesuatu pada payudara. Apalagi jika sudah terdiagnosa kanker payudara, karena penundaan akan berdampak negatif pada proses pemulihan penyakit tersebut,” kata Soeko.

Ia menyatakan, perawatan pada kanker tetap harus berjalan selama masa pandemi ini, dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin.

“Di Dharmais tetap ada pelayanan. Tentunya dengan mengikuti protokol kesehatan. Kami menyediakan tempat cuci tangan dan mengatur jarak antrean, sehingga jarak antarpasien tetap dalam jarak yang diperbolehkan. Kami juga terus mengingatkan pasien atau pengantar pasien agar tak melepaskan masker selama melakukan proses pemeriksaan atau perawatan,” tuturnya.

Lihat juga...