Usaha Produksi Kerupuk Mie di Kabupaten Bandung, Menguntungkan
Editor: Makmun Hidayat
BANDUNG — Usaha produksi kerupuk mie merupakan salah satu bisnis yang sangat menguntungkan di Kabupaten Bandung. Pasalnya, kerupuk berwarna kuning yang terbuat dari aci singkong tersebut merupakan makanan populer di kalangan masyarakat Sunda.
“Alhamdulillah per hari paling sedikit kita bisa jual 30 kilogram kerupuk mie. Memang usaha ini menguntungkan, tapi tetap saja harus pintar bermain di pasar, karena pesaingnya banyak, bukan hanya di Bandung, tapi juga dari Jawa,” ujar Elis Hayati, salah seorang pengusaha kerupuk mie asal Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Selasa (1/6/2021) di kediamannya.
Menurut Elis, ongkos produksi kerupuk mie relatif murah. Untuk produksi sebanyak 1 kilogram, hanya perlu mengeluarkan anggaran sebesar Rp5.000, karena kebanyakan alat produksi menggunakan sumber alami seperti kayu bakar untuk memasak dan panas matahari untuk menjemurnya.
“Tapi kalau mau mulai dari awal memang agak mahal, perlu siapkan tungku yang berukuran besar, dan dapurnya, bisa dibikin dari bambu. Saya waktu itu modal awalnya sekitar Rp15 juta sudah bisa jalan,” ucap Elis.
Tantangan terberat usaha kerupuk mie ini sendiri, kata Elis adalah cuaca. Apabila masuk musim hujan, proses penjemuran akan sangat terhambat, dan bisa memakan waktu produksi yang lama.
“Padahal kalau musim hujan itu permintaan kerupuk mie lagi tinggi-tingginya. Tapi ya itulah tantanganya. Dan lebih baik lagi kalau punya lahan luas, agar lebih cepat jemurnya,” tukas Elis.
Sementara itu, Hermawan, sang anak yang turut terlibat dalam bisnis produksi kerupuk mie tersebut mengungkapkan, bahwa dalam sehari ia bisa memproduksi lebih dari Rp50 kilogram kerupuk per hari.