Perajin Tempe-Tahu di Tangerang Keluhkan Naiknya Harga Kedelai

TANGERANG — Para perajin tahu dan tempe di Kabupaten Tangerang, Banten mengeluhkan naiknya harga bahan baku kedelai di pasaran yang naik menjadi Rp.11.000 per kilogram  dari sebelumnya Rp.8.000 per kilogram.

Eli (43), salah satu perajin tempe warga Tigaraksa, Kabupaten Tangerang mengaku bahwa kenaikan harga kedelai di pasaran terjadi setiap pekan, mulai dari harga normal Rp.8.000 lalu  naik menjadi Rp.10.000 hingga saat ini Rp11.000 per kilogramnya.

“Ya, ini jelas sangat merugikan kami para pengrajin tempe dan tahu. Harganya setiap minggu selalu naik, dan kalau begini saja pastinya kami rugi besar,” ucap Eli saat ditemui di Tangerang, Kamis (3/6/2021).

Demi usahanya tetap berjalan, dirinya bersama rekan-rekan satu profesinya menyiasati dengan cara menaikan harga jualnya atau pun memperkecil ukuran produksinya.

“Dengan kondisi seperti ini saya terpaksa harus menaikkan harga, dan ada juga teman saya yang memperkecil ukuran produksinya. Itu salah satu cara agar kita tetap bisa produksi,” tuturnya.

Ia menjelaskan, jika dirinya memilih untuk menaikkan harga beralasan agar tetap dapat menjalankan kegiatan produksinya, dengan membeli harga bahan baku yang mahal.

Meskipun begitu, lanjut dia, banyak konsumennya yang komplain akan kenaikan harga tersebut.

“Kalau konsumen pastinya banyak yang komplain. Tapi ada juga konsumen yang mengerti dengan kondisi saat ini,” katanya.

Ia berharap, kepada pemerintah agar segera membantu para perajin tahu dan tempe untuk memulihkan kembali harga jual kedelai di pasaran. Karena jika tidak dikhawatirkan akan banyak perajin tahu dan tempe yang gulung tikar akibat terdampak tingginya harga kedelai itu.

Lihat juga...