Kurangi Limbah Cair, Yeny Purwati Ubah Jelantah Jadi Berkah

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Cara membuatnya, ukur takaran minyak jelantah dan Stearic acid sterin dengan perbandingan 2:1.

“Misalkan jelantahnya 200 ml, stearic acid sterinnya 100 gram,” terangnya.

Kemudian siapkan panci dan panaskan minyak jelantah. Setelah agak panas, masukkan Stearic acid sterin, aduk hingga menyatu dengan jelantah. Masukkan krayon bekas sebagai pewarna dan essence sebagai pengharum. Aduk kembali hingga bahan menyatu semua.

Berikutnya siapkan gelas atau wadah kaca dan letakkan sumbu dengan posisi berdiri tepat di tengah-tengah wadah. Baru kemudian tuangkan semua bahan yang telah menyatu tadi ke dalam wasah kaca.

“Setelah itu tinggal menunggu lilin sampai mengeras, sekitar 2-3 jam,” sebutnya.

Dikatakan Yeny, saat ini selain digunakan sendiri oleh warga, lilin-lilin tersebut juga kerap dijual sebagai sovenir. Harganya mulai 3-10 ribu rupiah.

“Jadi kalau ada pesanan lilin baru kita buat bersama-sama. Kemudia hasil penjualannya terkadang disedekahkan,” tuturnya.

Lebih dalam Yeny melanjutkan, guna mengurangi limbah, di Kampung Sensasi juga didirikan bank jelantah yang berfungsi untuk menampung dari warga.

“Jadi biasanya warga mengumpulkan dulu di satu wadah. Setelah terkumpul beberapa liter baru di setorkan. Sebagai penggantinya, minyak jelantah itu kami beli dengan harga Rp3.500 per liternya,” ucapnya.

Sekarang Kampung Sensasi sudah menjadi pionir bank Jelantah. Tidak hanya menerima dari warga kampung sensasi saja, tetapi juga dari masyarakat umum yang ingin menjualnya.

“Sementara ini minyak jelantah yang terkumpul tersebut, baru kami manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lilin, atau kita jual ke perusahaan biodiesel. Kalau yang agak jernih biasanya kita buat lilin. Sisanya kita jual untuk biodiesel,” tandasnya.

Lihat juga...