Kurangi Limbah Cair, Yeny Purwati Ubah Jelantah Jadi Berkah

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

MALANG — Selain sampah dapur, limbah cair berupa minyak goreng bekas pakai atau yang kerap disebut minyak jelantah juga tak jarang ditemukan pada rumah tangga. Banyak masyarakat khususnya Ibu-ibu yang membuang langsung ke saluran air maupun ke tanah sehingga berpotensi mengakibatkan penyumbatan dan pencemaran lingkungan.

Berangkat dari permasalahan tersebut, warga Kampung Sensasi yang berlokasi di RT 04 RW 01 kelurahan Tunjungsekar, kecamatan Lowokwaru, kota Malang, berusaha mengurangi limbah jelantah dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan lilin.

Adalah Yeny Purwati, penggagas sekaligus ketua Kampung Sensasi, yang terus semangat mengajak masyarakat untuk ‘Mengubah Jelantah Jadi Berkah’ dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan lilin sekaligus menginisiasi terbentuknya bank jelantah.

Menurutnya saat ini kesadaran masyarakat terhadap kesehatan cukup tinggi.

“Kalau jaman dulu mungkin tidak ada jelantah, karena minyaknya dipakai terus menerus. Tapi jaman sekarang kalau misalkan minyaknya sudah berubah warna kehitaman, mereka sudah tidak mau memakainya untuk memasak,” ujarnya.

Sayangnya, kesadaran terhadap kesehatan tersebut belum dibarengi dengan kesadaran terhadap lingkungan. Karenanya Kampung Sensasi sebagai daerah binaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang di dalamnya terdapat lima pilar dan salah satunya adalah mengolah limbah cair rumah tangga, berusaha memberikan pemahaman terkait pengelolaan limbah jelantah.

“Dari situ kami mulai mengikuti pembinaan dan pelatihan untuk mengolah jelantah menjadi lilin,” ceritanya.

Menurutnya, proses pembuatan lilin dari minyak jelantah sebenarnya tidak sulit. Bahan-bahannya juga mudah didapatkan, di antaranya minyak jelantah, Stearic acid sterin, krayon bekas, essence, dan sumbu.

Lihat juga...