Vertiminaponik, Metode Bertani dan Beternak yang Unik

Editor: Makmun Hidayat

BANDUNG — Praktik pertanian semakin modern dan variatif, bahkan kini lahan bukan lagi jadi persoalan, karena di pekarangan rumah yang kecil pun, masyarakat bisa bercocok tanam, salah satunya dengan metode vertiminaponik.

Dini Rosmiati, warga asal Desa Mekarlaksana, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat merupakan salah satu yang mengaplikasikan metode vertiminaponik tersebut di pekarangan rumahnya.

“Metode ini mirip akuaponik, sama-sama menggunakan air dan ikan, tapi perbedaan antara keduanya yaitu dari ukuran dan bentuknya,” ujar Dini kepada Cendana News, Senin (31/5/2021) di kediamannya.

Menurut Dini, vertiminaponik bisa dibilang gabungan antara vertikultur, hidroponik dan akuaponik dalam skala kecil, karena memang dikembangkan untuk lokasi yang sempit lahannya.

Dini Rosmiati menunjukkan hasil panen sayuran yang ia tanam menggunakan sistem vertiminaponik, Senin (31/5/2021). -Foto Amar Faizal Haidar

“Secara prinsip vertiminaponik ini menggabungkan akuakultur dan hidroponik, dimana kotoran ikan diubah menjadi nutrisi tanaman,” tandasnya.

Cara mengubah kotoran ikan menjadi nutrisi tersebut dilakukan dengan memakai bak terpisah antara penyaringan dengan proses nitrifikasi agar bisa dikonsumsi tanaman. Sisa air akan kembali ke kolam dalam bentuk air bersih.

“Menariknya, tanaman yang dihasilkan dari vertiminaponik ini bersifat organik karena tidak memakai nutrisi kimia untuk memupuk tanaman, tetapi menggunakan organik dari kotoran ikan,” tukas Dini.

Sementara itu, Danang, sang suami menambahkan, bahwa berbagai jenis tanaman bisa tumbuh lewat metode vertiminaponik ini. Namun umumnya, tanaman yang paling mudah adalah sayuran, seperti selada, pakcoy, kangkung dan bayam.

Lihat juga...