Mengenal Peran Mikro Fauna dalam Menjaga Kesuburan Tanah
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Salah satu upaya untuk menyuburkan tanah yang akan digarap adalah menggunakan mikroba. Karena selain kondisi tanah Indonesia, yang secara alami lebih mudah menurun kesuburannya, sebagai dampak dari kondisi tropis, juga karena tidak tepatnya tata laksana pertanian yang diterapkan.
Kepala Balai Penelitian Tanah (BALITANAH), Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, MSc, menjelaskan fauna tanah memiliki ragam berdasarkan ukurannya. Ada yang makro, mezzo dan mikro.
“Mikro fauna ini memiliki fungsi untuk mendaur ulang dan menciptakan keseimbangan alami di tanah. Selain itu, dapat digunakan juga sebagai indikator kesehatan tanah, melalui keberadaan bakteri, jamur dan aktinomycetes,” kata Ladiyani dalam bimtek online BALITANAH, Senin (31/5/2021).
Penggunaan fauna mikro ini, lanjutnya, sudah banyak dilakukan oleh pelaku pertanian organik.
“Mikroba terutama bakteri dan jamur digunakan sebagai pupuk dan pestisida. Bahkan beberapa jenis bakteri dapat berfungsi sebagai pupuk hayati, dekomposer, zat pengatur tumbuh dan biopestisida,” ucapnya.
Peneliti Senior BALITANAH, Dr. Erni Yuniarti menjelaskan, berdasarkan penelitian, 65 persen lahan sawah di Indonesia memiliki kandungan bioorganik (BO) rendah hingga sangat rendah, maksudnya kandungan C-organiknya kurang dari 2 persen.
“Penyebab yang menurunkan kadar BO di Indonesia adalah curah hujan dan suhu tinggi dari daerah tropis, pengelolaan lahan yang kurang tepat karena pemupukan berlebih, bahan organik tidak dikembalikan ke tanah dan intensitas tanam tinggi,” kata Erni dalam kesempatan yang sama.
Untuk mengembalikan kesuburan tanah, lanjutnya, maka dilakukan proses pengkayaan tanah menggunakan mikroba pupuk hayati, meningkatkan volume bahan organik tanah, mengurangi penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dan menghindari pembakaran sisa panen.