INDEF: Vaksin Gotong Royong Sulit Terjangkau Pelaku UMKM

Editor: Makmun Hidayat

Adapun ketimpangan lainnya sebut dia, yakni terkait akses vaksin perusahaan yang diduga akan cenderung memprioritaskan para petinggi perusahaan. Seperti manajemen, direksi, dan golongan karyawan senior.

Sedangkan pekerja di level bawah belum tentu memperoleh jatah dalam waktu yang relatif cepat. Sehingga dia menilai, jika dalam satu perusahaan tidak divaksin semua karyawannya karena terkendala mahalnya vaksin.

“Ini juga percuma. Tapi kalau semua karyawannya di vaksin gotong royong, itu juga menjadi beban keuangan perusahaan,” imbuhnya.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan Ingratubun mengatakan, harga vaksin gotong royong sangat sulit terjangkau oleh pelaku usaha di sektor UMKM.

Maka itu, dia meminta pemerintah membedakan harga vaksin untuk perusahaan padat karya dan UMKM dalam pelaksanaan program vaksinasi nasional ini.

“Saat ini kondisi UMKM saat ini masih terpuruk. Pengusaha harus merogoh uang hingga Rp 1 juta untuk satu karyawan yang divaksin dengan dua gelombang. Ini sangat berat,” ujar Ikhsan, saat dihubungi.

Dia mengimbau pemerintah atau produsen sebaiknya jangan mengambil untuk sebesar nilai yang ditetapkan dalam KMK tentang panduan pencegahan pengendalian Covid-19 di perkantoran dan industri.

Sehingga menurutnya, harga vaksin yang dipatok dapat dipertimbangkan untuk disesuaikan dengan kondisi pelaku UMKM.

Lihat juga...