Budi Daya Anggur Mulai Diminati di Pontianak
Dirinya mengatakan, awalnya masyarakat hanya tahu budi daya anggur hanya bisa dilakukan di negara empat musim dingin, sehingga tidak banyak yang melakukan budi daya tersebut.
“Karena masyarakat tahunya anggur itu hanya untuk di negara empat musim dingin, padahal di Eropa dan Amerika yang penghasil anggur itu berbuah di musim panas, ini yang membuat tantangan bagi kami untuk menanamnya di Kalbar. Sedangkan di Pontianak ini kan Kota Khatulistiwa, mataharinya luar biasa panas dan air kita juga relatif stabil, jadi kita coba manfaatkan sebagai budi daya anggur,” kata dia.
Untuk penanaman sendiri, ia menggunakan media yang kurus, dengan tanah kuning karena menurut informasi yang didapat di Ukraina juga menanam di tanah yang banyak mengandung besi, seperti bauksit kemudian dicampur dengan pasir dan sekam serta bahan organik yang menggunakan kotoran kambing.
“Sedangkan penanaman kami menggunakan teknik para-para, jadi satu batang utama yang dibengkokkan sekunder dan tersiernya itu atau yang dua itu sekundernya. Kemudian ada juga teknik teralis, jadi batang primernya dibengkokkan menjadi sekunder, batang sekundernya itu kita pelihara, karena anggur itu tumbuh di batang tersiernya,” ujarnya.
Saat ini, ia juga menyediakan bibit anggur berkisar antara Rp150.000 sampai Rp200.000 serta jenis-jenis varian yang baru Rp350.000 sampai Rp500.000 ada yang lebih bagus sekitar Rp1.000.000 diimpor langsung dari Ukraina, tanaman buah dalam pot (tabulampot), dan bersama komunitas pengangguran Kalbar dan Pontianak community, juga melayani jasa untuk pembuatan green house, sekaligus untuk sarana produksinya, segala macam media sampai panen.