Warga Kelurahan Kebon Baru Optimalkan ‘Urban Farming’
Pemberdayaan Warga
Keterlibatan warga dalam urban farming tidak terlepas dari peran Kelompok Tani New Garden Hydro, Karang Taruna Kebon Baru.
Ketua Kelompok Tani New Garden Hydro, La Ode Hardian, menuturkan pertanian perkotaan mulai digagas sejak pertengahan 2019 setelah mendapatkan pelatihan dari Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan.
Ia kemudian mengajak warga dan anak-anak muda setempat untuk ikut mengembangkan urban farming.
Satu hal yang ditekankan adalah pemberdayaan ketahanan pangan secara mandiri atau bahkan jeli memanfaatkan peluang ekonomi.
Mulanya, tak mudah merangkul warga untuk mau bertani karena terbatasnya lahan, namun berkat pendekatan yang intensif, mereka pun kini kian bersemangat.
Dari 14 RW di Kelurahan Kebon Baru, sejumlah warga di sembilan RW sudah menerapkan urban farming.
Mereka membuat instalasi pribadi di rumah mereka masing-masing secara swadaya, seperti yang dilakukan Hartono dan ada pula dibuat di sekretariat karang tarunanya.
Sarjana pertanian lulusan Universitas Haluoleo, Kendari itu mencatat awalnya kelompok tani itu hanya ada 72 lubang tanam dalam pipa bertingkat.
Kini, jumlahnya sudah meningkat mencapai total 4.211 lubang tanam.
Kelompok tani ini juga mengelola kebun edukasi sekaligus pusat pengembangan urban farming memanfaatkan lahan kosong milik warga yang berada di Jalan D3, di seberang Masjid Jami Al Husna, Jalan Kebon Baru Utara melalui Gang R2, RT9/RW4, Tebet.
Siapa menyangka di gang sempit berukuran lebar sekitar satu meter itu dapat dikatakan sebagai salah satu percontohan urban farming di Jakarta Selatan.