Ternyata ini Alasan Warna Hijau Terlarang di Parangtritis

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Secara teori, spektrum gelombang cahaya matahari ada yang diserap dan ada yang dipantulkan oleh laut. Sementara di laut juga ada faktor lain yang mempengaruhi penyerapan dan pemantulan spektrum cahaya tersebut, seperti substrat dasar laut, dan kandungan substan di kolom laut.

“Warna biru adalah termasuk spektrum gelombang panjang sehingga bisa mencapai kedalaman lebih dari 200 hingga lebih dari 500 meter. Warna hijau adalah spektrun gelombang medium sehingga bisa mencapai kedalaman sekitar 100 atau 200 meter. Warna hijau juga bisa disebabkan oleh warna khlorofil dari nano fitoplankton di kedalaman kurang dari 100 meter,” paparnya.

Selain itu, warna hijau di kedalaman kurang dari 50 meter juga bisa disebabkan karena pantulan substrat dasar laut yang berupa pasir putih atau pecahan koral dan cangkang-cangkang kerang berwarna putih.

“Jadi kalau ke pantai, pakai baju yang berwarna terang seperti oranye. Karena secara umum, tak ada warna oranye terang di laut. Mangkanya, warna pelampung oranye. Supaya gampang terlihat di tengah laut. Baik laut yang berwarna hijau, biru maupun coklat,” urainya.

Terkait kondisi Pantai Parangtritis, dimana pelarangan ini sudah menjadi kepercayaan publik bertahun-tahun, Widodo menyebutkan, adanya faktor rip current juga menjelaskan mengapa sering terjadi korban di area tersebut.

“Ketika ada perairan pantai yang airnya terlihat tenang, namun diapit di kanan kirinya oleh gelombang pecah, maka sebaiknya hindari perairan yang tenang tersebut, karena perairan tenang tersebut justru berpotensi mengandung arus Rip,” urainya seraya menunjukkan citra gelombang yang ada di sepanjang Pantai Parangtritis.

Lihat juga...