Sambut Ramadan, Perguruan Silat Pancaraga Gelar Silaturahmi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Keberadaan silat Pancaraga lanjutnya, selain sebagai ajang silaturahmi, juga bisa menjadi kegiatan olahraga. Tujuannya yang penting adalah memberdayakan seni bela diri sebagai warisan budaya di Jatiasih. Saat ini, juga telah memiliki sembilan ranting yang tersebar di beberapa wilayah setempat.
Guru pembina ranting 4, Anang, menegaskan, ajang silaturahmi bersama orang tua dan peserta silat. Boleh dikata sebagai momen perpisahan menyambut libur selama bulan suci Ramadan.
“Pesan kepada seluruh peserta silat Pancaraga, tetap berlatih mandiri di rumah. Habis libur puasa, semua gerakan harus masih ingat, tidak kaku setelah pelatihan silat Pancaraga digelar kembali,” ujarnya.
Silat Betawi Pancaraga, juga selalu menekankan untuk rendah hati, tidak sombong meskipun telah memiliki kebolehan dalam jaga diri.
Satu hal yang ditanamkan kepada murid adalah sifat sederhana di setiap latihan. Seperti tawasul, berzikir dan juga doa bersama sebelum latihan dimulai, jadi acuan setiap minggu.
“Banyak manfaat dari belajar silat Betawi Pancaraga bagi anak-anak, karena penekanannya pada sifat rendah hati. Pastinya, anak diajari berdoa, zikir dan tawasul, sehingga menjadi budaya yang mulia,” ujar Bang Juki, penyedia tempat latihan.