Pandemi, Pelaku Usaha Transportasi Wisata Lakukan Perubahan Bisnis
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Kami pelaku jasa pariwisata mengalami imbas ekonomi terpuruk karena para tamu atau pelanggan takut melakukan wisata. Juga karena mereka pun sama kena imbas pandemi covid-19 dan aturan yang ketat mengenai prokes, pada akhirnya paket wisata dan jasa bis pun mengalami kemunduran,” kata Jaja saat dihubungi terpisah.
Tapi, ia mengaku tak putus harapan. Bahkan, ia sudah menyusun beberapa paket yang bisa dipasarkan saat ini untuk pelaksanaan pasca-pandemi atau paket penyewaan pribadi terbatas.
“Terkadang suka ada yang wisata ziarah ke Pamijahan Tasik dan Haruman Garut. Atau paket piknik, yang dilakukan pasca-lebaran,” ujarnya.
Memang, akunya, kebijakan pemerintah yang tidak mengizinkan mudik atau pulang kampung saat Lebaran membuat tidak ada peluang mendapatkan sedikit pendapatan. Untuk menutup kurangnya pemasukan selama satu tahun terakhir.
“Bis menganggur. Tidak bisa operasi. Semua karyawan dirumahkan. Paling habis Lebaran kita ada piknik, masih sekitar ke pantai Pangandaran. Mudik dilarang, piknik diperbolehkan. Jadi mudah-mudahan ada rezekinya dari kebijakan ini,” ungkapnya sambil tertawa.
Menurut Jaja, walaupun saat ini dilakukan perampingan pegawai karena tidak adanya pemesanan, ia yakin kondisi akan membaik.
“Harapannya, semua bisa membaik. Pembukaan lokasi wisata dengan prokes ketat, diharapkan sedikitnya akan membuka peluang untuk pelaku usaha seperti kami. Dan saya positif, bisnis akan bisa bangkit kembali, dengan bentuk adaptasi yang tepat,” pungkasnya.