Indonesia Perlu Menangkap Tren Investasi Hijau Global

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Jika Indonesia ingin menarik investasi hijau global, maka langkah yang harus dilakukan adalah memperkuat kebijakan yang mendukung penghijauan.

Associate Director Climite Policy Initiative, Tiza Mafirah, mengatakan, Indonesia perlu menangkap tren investasi hijau global dengan membentuk kebijakan yang kuat yang secara jelas mendukung investasi hijau dan pekerjaan hijau.

Saat ini kata dia, tren investasi hijau global terus meningkat sekitar 20 persen setiap tahunnya.

“Bicara tren investasi hijau global, itu menggembirakan dengan peningkatan year on year (yoy) sekitar 20 persen,” ujar Tiza, pada webinar tentang Ekonomi Investasi Hijau di Jakarta yang diikuti Cendana News, Rabu (28/4/2021).

Dia menjelaskan, tahun 2019 pendanaan secara global untuk iklim mencapai lebih dari setengah triliun dolar. Dan dari total investasi untuk energi di seluruh dunia sebesar 71 persen adalah investasi untuk energi terbarukan.

Pendanaan iklim dari institusi keuangan naik 51 persen dari tahun sebelumnya. “Namun sayangnya kata dia, masih ada perbankan atau investor yang tidak mau lagi berinvestasi di fosil. Mereka melakukan divestasi sehingga portopolionya tidak lagi mengandung proyek fosil fuels,” tukasnya.

Masih dalam kaitan investasi, tambah dia, belanja rumah tangga untuk aksi iklim juga meningkat 32 persen dari tahun lalu. Begitu juga dengan pendanaan publik untuk aksi juga meningkat.

“Ini angka global. Dan kalau berambisi untuk menarik investasi iklim ke Indonesia seharusnya bisa melihat tren investasi global ini,” ujarnya.

Namun memang kata Tiza, investasi itu tidak akan datang dengan sendirinya. Apalagi saat ini harga energi terbarukan semakin murah dan bahkan makin murah daripada energi fosil.

Lihat juga...