Gapura Bambu Jadi Alternatif Wisata Pedesaan di Pringsewu

Editor: Koko Triarko

Rekreasi di sekitar gapura bambu, pengunjung bisa menikmati suasana alam persawahan. Saat hari biasa sebelum puasa Ramadan, berbagai jenis kuliner tradisional bisa dinikmati. Namun selama puasa Ramadan, pedagang dominan menyediakan hidangan takjil. Es kelapa muda, es buah, berbagai menu makanan bisa dibeli dalam suasana ngabuburit atau jelang waktu berbuka puasa.

Nurhasan, salah satu anggota komunitas motor antik mengaku lokasi itu kerap menjadi tempat berkumpul (copy darat). Sebab, lokasi yang nyaman dengan keteduhan pohon ketapang kencana memiliki areal yang luas. Keberadaan rumah adat berbentuk panggung bisa menjadi tempat untuk bersantai.

“Sebelum pandemi, area ini lebih ramai untuk ngabuburit, namun sekarang juga tetap jadi spot favorit untuk bersantai jelang senja,” ujarnya.

Menurunya, tempat rekreasi bernuansa pedesaan itu terkoneksi dengan landmark unik lain. Selain gapura bambu, tak jauh dari area tersebut, meski sudah masuk pekon Bulukarto terdapat tulisan besar (giant letter) PRINGSEWU. Lokasi itu sekaligus menjadi tempat rekreasi dengan adanya taman Indah Gading Mas dan tugu Gajah. Suasana persawahan dengan padi menguning, menjadi tempat bersantai kala akhir pekan.

Keberadaan area rest area gapura Bambu, giant letter Pringsewu, Taman Indah Gading Mas, tugu Gajah, pun menjadi berkah bagi masyarakat. Pelaku usaha kecil yang mengandalkan sektor wisata alam pedesaan menjual makanan, minuman dan oleh oleh.

Marsiah, pedagang belut, mengaku lokasi itu kerap ramai dikunjungi saat akhir pekan. “Banyak yang datang untuk berolahraga sepeda, foto-foto, sebagian mampir untuk membeli oleh oleh,” cetusnya.

Lihat juga...