EU Persiapkan Kasus Hukum Terhadap Astrazeneca
Juru bicara itu tidak memberikan keterangan rinci lebih lanjut, tetapi rincian surat yang diterbitkan oleh surat kabar Italia Corriere della Sera menunjukkan, Uni Eropa sedang mencari klarifikasi tentang hal yang dianggap oleh EU sebagai penundaan aplikasi ke regulatornya untuk persetujuan vaksin.
Brussels juga mempertanyakan bagaimana AstraZeneca menghabiskan dana lebih dari 224 juta euro atau sekira Rp3,92 triliun, yang diberikan oleh Uni Eropa pada September tahun lalu, untuk membeli bahan-bahan vaksin.
Dan untuk itu perusahaan belum memberikan dokumen yang cukup untuk mengonfirmasi pembelian tersebut. Dalam sebuah kontrak, AstraZeneca telah berkomitmen untuk melakukan upaya terbaik yang masuk akal, untuk mengirimkan 180 juta dosis vaksin ke Uni Eropa pada kuartal kedua, dengan total 300 juta dosis dalam periode dari Desember 2020 hingga Juni 2021.
Namun, perusahaan itu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 12 Maret, pihaknya hanya akan mengirimkan sepertiga dari jumlah yang disepakati dalam kontrak itu. Surat dari Uni Eropa dikirim seminggu setelah pernyataan AstraZeneca tersebut.
Berdasarkan kontrak, para pihak setuju bahwa pengadilan Belgia akan bertanggung jawab untuk menyelesaikan perselisihan yang belum terselesaikan. ”Uni Eropa telah memutuskan untuk tidak mengambil opsi untuk membeli 100 juta dosis ekstra vaksin AstraZeneca berdasarkan kontrak,” kata seorang pejabat EU.
Keputusan itu dibuat setelah penundaan pasokan vaksin oleh AstraZeneca dan kekhawatiran keamanan tentang kasus pembekuan darah yang terkait dengan vaksin buatan perusahaan itu. (Ant)